Jumat, 23 Oktober 2015

TARI TOBE


TARIAN SAJOJO 
Tarian sajojo adalah tarian khas tradisional dari daerah papua, tarian ini merupakan tarian ucapan selamat dating. Ciri-ciri tarian sajojo adalah dengan entakan kaki dan goyangan tubuh yang khas, tarian pergaulan asal Papua ini asyik dibawakan bersama-sama.
Sajojo adalah kisah perempuan cantik dari desa. Perempuan yang dicintai ayah dan ibu berikut para laki-laki desa. Perempuan yang didamba laki- laki untuk bisa berjalan-jalan bersamanya.

Tari Yospan
Tarian Yospan adalah salah satu tarian yang berasal dari daerah Papua. Yospan tergolong dalam jenis tari pergaulan atau atau tarian persahabatan antara muda-mudi di masyarakat Papua. Yosim Pancar atau biasa disingkat Yospan, merupakan penggabungan dari dua tarian rakyat di Papua, yaitu Yosim dan Pancar.

Tari Selamat Datang dari Papua
Tari ini menampilkan sekumpulan penari pria dengan pakaian adat papua lengkap dengan tameng dan tombak.
Tarian ini mirip seperti tarian perang, dimana gerakan yang energik tampak dalam memainkan tameng dan tombak, terkadang diiringi suara teriakan yang khas. Itulah merupakan gerakan khas dalam tarian tersebut.
Dari Papua Timur memiliki tarian andalan yakni, Tarian Selamat Datang. Tari Selamat datang menunjukkan kegembiraan hati penduduk dalam menyambut tamu yang dihormati.

Tari Perang
Tari Perang adalah salah satu nama tarian yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini melambangkan kepahlawanan dan kegagahan rakyat Papua. Tarian ini biasanya dibawakan oleh masyarakat pegunungan. Digelar ketika kepala suku memerintahkan untuk berperang, karena tarian ini mampu mengobarkan semangat.

Tari Tobe
Tari Tobe adalah tarian tradisional suku Asmat, tarian perang/tari tobe sering digunakan apabila ada upacara-upacara adat tertentu.Dahulu tari Tobe dilakukan ketika kepala suku memerintahkan rakyat untuk pergi berperang.Kini tarian perang menjadi tari resmi penyambutan tamu.Tarian ini dilakukan oleh 16 penari laki-laki dan 2 penari perempuan.Mereka menari dengan iringan tifa dan lantunan lagu-lagu perang pembangkit semangat.

Tari Musyoh 

Menurut beberapa sumber tari Musyoh merupakan tari sakral yang berbentuk ritual dalam upaya mengusir arwah orang meninggal lantaran kecelakaan. Tarian ini umumnya di tarikan saat ada seseorang dari warga suku papua yang meninggal lantaran kecelakan dan dipercaya bahwa arwahnya itu tidak tenang. Hingga dengan dilaksanakan tarian ini maka akan membuat arwah orang tersebut dapat tenang.

MAKALAH JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang. Pada saat itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.
            Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentu, susunan, dan fungsi yang sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel) dan jaringan kompleks (tersusun dari banyak tipe sel). Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas sebagai berikut:
1.      Bagaimana jaringan yang terdapat pada tumbuhan?
2.      Bagaimana organ yang terdapat pada tumbuhan?
3.      Bagaimana kultur jaringan dan sifat totipotensi yang diterapkan pada tumbuhan?
4.      Bagaimana jaringan yang terdapat pada hewan?
5.      Bagaimana organ yang terdapat pada hewan?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
2. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada hewan

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
  1. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada tumbuhan dan hewan.
  2. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ tumbuhan dan hewan.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Jaringan Tumbuhan
            Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
            Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel yang aktif membelah. Pembelahan sel tersebut berlangsung secara mitosis. Setiap satu sel meristematik membelah dan menghasilkan sedikitnya satu anakan sel. Setiap anakan sel dapat meneruskan pembelahan berikutnya.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada.
            Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya dan terjadinya.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
  1. Meristem ujung (apikal)
Meritem apikal merupakan meristem yang terdapat pada ujung – ujung batang dan ujung akar tumbuhan. Pembelahan meristem apikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan meristem apikal disebut pertumbuhan primer dan jaringan yang dihasilkannya disebut jaringan primer. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang
  1. Meristem antara (interkalar)
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau famili rumput – rumputan.
  1. Meristem samping (lateral)
Meristem lateral merupakan meristem yang letaknya sejajar dengan keliling organ tempat jaringan ini ditemukan. Misalnya, berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan meristem lateral menyebabkan pembesaran pda akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan meristem laterak dikenal sebagai pertumbuhan sekunder dan jaringan yang dibentuk disebut jaringan sekunder. Akibat aktivitasmeristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping.
            Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
  1. Meristem primer
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari perkembangan sel – sel embrionik dan merupakan kelanjutan dari perkemabangan embrio. Meristem primer bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sekunder
  1. Meristem sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berasala dari perkembangan jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Meristem sekunder bertanggung jawab terhadapa pertumbuhan sekunder. Contoh meristem sekunder adalah kambium.
2. Jaringan Permanen / Dewasa
a.   Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis terdiri atas dereta sel tunggal yang tersusun rapat. Jaringan epidermis memiliki beberapa modifikasi, baik yang terdapat pada akar, batang, maupun daun.
Pada umunya, jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung untuk semua bagiandalam tumbuhan. Namun, fungsi demikian dapat menjadi berkembang dengan ditemukannya beberapa modifikasi dari jaringan epidermis.
Sel – sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivat epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan sel gabus.
b.   Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel – sel hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dam masih melakukan proses fidiologi.
Jaringan pernkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, sel – sel parenkim melakukan berbagai fungsi. Misalnya, melakukan kegiatan fotosintesis, sebagai tempat penimbunan (makanan, air, dan pigmen), transportasi, mengganti, menyusun, dan memperbaiki jaringan – jaringan yang rusak, dan membentu generasi baru bagi akar, batang, dan bagian lain dari tumbuhan.
  1. Jaringan Penguat
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1)      Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel – sel hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada organ – organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Sel – sel kolenkim dapat ditemukan di dalam jaringan primer yang berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh. Pada tumbuhan tua, dinding sel kolenkim akan mengeras atau berliginin sehingga dapat berubah menjadi sel sklerenkim.
2)      Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan dasar yang terdiri atas sel – sel dengan dinding sekunder yang tebal. Dinding sekunder tersebut dapat tersusun dari lignin sehingga lebih kuat dan keras dibandingkan kolenkim. Fungsi utama sklerenkim adalah sebagai penyokong dan adakalanya berfungsi sebagai pelindung.
d.  Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi,
sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ini dibedakan atas xilem ( pembuluh kayu ) dan floem ( pembuluh tapis ).
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.

B. Organ Tumbuhan
1.   Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah, walaupun pada beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di atas tanah, misalnya pada tumbuhan anggrek epifit. Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam dua kategori, yaitu akar primer dan akar liar. Akar primer mulai tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio dan tetap ada selama tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk menegakkan tumbuhan agar bisa berdiri tegak di atas tanah, menyerap bahan – bahan organik dari tanah, dan menyimpan makanan.
Akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat bersifat permanen atau hanya temporer. Akar liar memiliki bermacam – macam fungsi. Akar liar ada yang setelah mencapai tanah
Struktur anatomi akar terdiriatas beberapa jaringan. Pada penampang melintang akar muda, susunan lapisan akar dari luar hingga ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
  1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis sel berdinding tipis yang berlapis kutikula dengan susunan yang rapat. Pada lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk rambut-rambut akar yang tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi untuk memperluas permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada tanah. Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih muda. Apabila akar sudah dewasa, epidermisnya telah mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks yang disebut eksodermis.
  1. Korteks
Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel tersebut tidak tersusun rapat sehingga memungkinkan air dan garam mineral bergerak melalui korteks tanpa masuk ke dalam sel. Sel – sel korteks mengandung butir – butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai tempat pnyimpanan makanan.

  1. Endodermis
Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele (perisikel). Endodermis berfungsi mengatur masuknya garam – garam mineral ke dalam stele.
  1. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele disebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium, sedangkang pada tumbuhan monokotil tida terdapat kambium.
2.  Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan tubuh serta menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan penyusun batang dari luar ke dalam adalah epidermis, korteks, dan stele.
  1. Epidermis
Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dri kekeringan
  1. Korteks
Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding tipis.
  1. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele di sebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem.

3.  Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut adalah jaringan dermal ( epidermis ), jaringan dasar ( mesofil ), dan jaringan pembuluh ( berkas pembuluh ).
  1. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri dari satu lapis sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin ( kutikula ) atau lignin. Pada bagian bawah epidermis, terdapat stomata dengan dua sel penutup yang mengatur membuka dan menutupnya stomata.
  1. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan banyak tuang – ruang antarsel.
  1. Jaringan Pengangkut
Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas pembuluh pada bagian tengah helaian daun membentuk tulang daun. Berkas pembuluh pada daun ini merupakan lanjutan dari berkas pembuluh yang tedapat pada batang.

C.  Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi
Kultur jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Terknik perbanyakan ini dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman, seperti daun dan mata tunas, kemudian menunmbuhkannya pada medium buatan yang kayanutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik. Melalui terknik ini, bagian – bagian tanaman yang berukuran kecil tersebut akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh sebagai suatu individu.
Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat totipotensi yang terdapat pada jaringan tanaman. Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel yang dapat tumbuh membentuk suatu individu. Sifat totipotensi jaringan pertama kali ditemukan oleh F.C Steward (1958). Saat itu, ia melihat sifat totipotensi pada jaringan floem dari akar tanaman wortel.

D. Jaringan Hewan
1.   Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel dibangun oleh sel – sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi ( misalnya, kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka – luka mekanis, bahan – bahan kimia, mikrob, dan kekeringan ). Jaringan epitel lainnya berfungsi untuk absorpsi ( misalnya, lapisan dalam usus halus ), transportasi ( misalnya, tubulus ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar keringat ), sekresi ( misalnya, berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons rangsangan( misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a)      Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat tembus ) untuk dilalui molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam proses difusi 02 maupun CO2 serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.
b)      Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan absorpsi.
c)      Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang  dan berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d)      Epitel Batang  Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi  yang mencapai permukaan apikal epitelium.  Sel ini terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernafasan, dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkat pada lendir dari paru – paru.
e)      Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah. Sel-selnya tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga hidung.
f)        Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di tengah dan tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses sekresi. Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah zakar.
g)      Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan pada selaput lendir mata dan saluran kelenjar air liur.

h)      Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung kemih, eretra.
i)        Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin
2.  Jaringan  Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi tulang keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa. Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
-            Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk matriks
-            Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
-            Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
-            Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
-            Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a)      Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di antara organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan makanan pada jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara lain fibroblas dan
makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a)  mengelilingi berbagai organ;
b)  menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel;
c)  menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d)  menyokong jaringan dan organ.
b)      Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat dan kompak antara satu dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis. Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit, ligamen (jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi, menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
1.      Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Pada manusia tulang rawan tedapat di hidung,telinga,laring, trakea,lempeng intervertebral,permukaan hubungan tulang, an ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
-          Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada.
-            Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
-            Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti jala.
2.      Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah, sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan mengikat otot-otot.
3.      Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
-          Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
-          Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.
-          Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
4.       Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.

3.  Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan memanjang. Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif.
Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a)      Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b)      Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.
c)      Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4.  Jaringan Saraf
  1. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit. Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma. Dendrit berfungsi membawa rangsangan menuju ke badan sel. Akson merupakan serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata diselubungi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann.
  1. Jenis Sel Saraf
a)      Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b)      Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
c)      Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk  empermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.

E.  Organ Pada Hewan
Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal, dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ.
Organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja sama menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringanjaringan tersebut bekerja sama dalam rangka menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan.
Sistem organ merupakan kumpulan dari berbagai organ yang bekerja sama untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Sistem organ selanjutnya akan membentuk individu.
Tabel Sistem Organ
No.
Sistem
Organ
Fungsi
1.
Sistem pencernaan
Mulut, faring, eksofagus,
lambung, usus, hati, kantong
empedu, dan pankreas.
Mencerna makanan, mengabsorbsimolekul-molekulmakanan yang sudah disederhanakan.
2.
Sistem pernapasan
Hidung, faring, laring,
trakea, brokus, paru-paru.
Pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida).
3.
Sistem gerak
Tulang, otot
Menyokong dan melindungi organ dalam
4.
Sistem transportasi
Jantung, arteri, vena, kapiler, pembuluh limfatik, kelenjar limfa.
Mengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh sel-sel tubuh dan mengangkut zat hasil metabolisme yang tidak berguna keluar dari sel-sel tubuh, serta melindungitubuh dari penyakit
5.
Sistem ekskresi
Paru – paru, ginjal, kulit, dan hati
Mengeluarkan sisa metabolisme
dari dalam tubuh dan menjaga keseimbangan sel dengan lingkungannya
6.
Sistem saraf
Otak, serabut saraf, simpul saraf, medula spinalis, medula
oblongata.
Menerima dan merespon rangsang dari lingkungannya.
7.
Sistem reproduksi
Testes dan ovarium
Perkembangbiakan.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang berbeda. jaringan tumbuhan dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup itu sendiri. Bermula dari sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang nantinya akan menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas. Setiap penyusun dari jaringan baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang dijalankan sesuai dengan organel yang telah tersedia sesuai dengan fungsi dan bentuknya masing-masing.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifetnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca














DAFTAR PUSTAKA


Pratiwi,D.A.dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas IX.Jakarta:Erlangga

Sudjadi,Bagod & Laila,Siti. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya: Yudhistira


2008. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

PIDARTA BAHASA BALI SUBAKTI RING GURU

SUBAKTI RING GURU

            Inggih ida dane sinareng sami, utamane majeng ring panureksa sane dahat kusumayang titiang, para guru miwah atiti sane wangiang titiang, pare pamilet pidarta basa Bali taler para semeton sareng sami sane tresna sihin titiang. Sedurung titiang ngawitin pidarta puniki, ngiring sareng sami I raga nyakupang kara kalih nyinahang rasa angayubagia majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, duaning sangkaning pasuecan Ida, titiang ping kalih ida dane sareng sami prasida kacunduk masadu ajeng ring galahe sane becik sekadi mangkin. Dumadak-dumadik I raga sareng sami prasida ngamangguhang karahajengan, labda karya, nemu sidaning don. Ngiring stata astiti bakti majeng ring Ida, majalarang antuk pangastungkara pangayubagia.
“Om Swastyastu”
            Inggih maduluran pangastungkara duwene mogi-mogi Ida Sang Hyang Parama Kawi sih kinasih nyuecanin ida dane sane iring titiang ngemolihang kerahajengan. Sakemawon ping banget lungsur titiang geng rene sinampura ring ida dane sareng sami, riantukan kanambetan kawimudan titiang kalintang tur prasangga purun ngelangkungin linggih ida dane jagi maatur-atur amatra indik “Subakti Ring Guru”.
            Inggih, sane mangkin lanturang titiang, para semeton, para pamilet sareng sami, sajeroning maosang indik subakti ring guru, mangda janten I raga prasida nyinahang pangubakti ring linggih sang meraga guru, sepatutne I raga uning sang sapasira kemanten sane kabaos pinaka guru. Inggihan punika sane mangkin jaga pidartayang titiang papalihan guru punika.
            Manawita ida dane sinareng sami sampun sauninga ring bacakan sang sane kabaos maraga guru, inggihan punika wantah kabaos pinaka catur guru, patpat sang sane kabaos maraga guru, sane gumanti patut baktinin. Ingihan punika kaping siki, sang maraga guru rupaka, I Biang kalawan I Aji. Akeh karasa piutang iragane marep ring linggih dane, ngawit saking ngembasang saking sajeroning garba ngantos wentene sakadi mangkin, wantah sangkaning sang maraga guru rupaka, sane ngupapira iraga sinareng sami, tan surut-surut kinasih danene. Nenten ja wenten sane prasida ngasorang kaluihan tresnan sih I Rerama marep ring pianaknyane, mawinan asapunika I raga patut ngelaksanayang piteket-piteket, pewarah-warah danene, make cihna I raga nyalanang sasananing pianak tur nyihnayang rasa bakti linggih dane, samaliha nenten dados tungkas, tulak ring sapatuduh rerama.
            Kaping kalih, sang maraga guru pangajian, boya ja wenten tios wantah para guru ring sekolahan. Patut pisan taler nyinahang pangubaktin ring linggih ida, bilih-bilih I raga pinaka sisia sakadi mangkin. Pangubaktin ragane marep ring linggih idane kalintang andep pisan yan imbangan ring kalascaryan danene sueca ngicenin kaweruhan pinaka bekel nincapang kauripan kawekas ring jagat puniki.
            Sane kaping tiga, sang maraga guru wisesa, pemerintah kabaos sekadi mangkin. Sang sane ngaryanin uger-uger, menawi yan ring desa pakraman kabaos awig-awig sane nyandang pisan tinutin, duaning awig-awig sane kakardinin punika pinaka sasuluh sepat siku-siku rikalaning mapidabdab ngamargiang parilaksana. Parilaksana nenten satata ngulurin indria, ngulurin manah, mapan ikang manah tan adue tepi, doh para I raga prasida nginutin. Watesin manah punika, laksanayang antuk awig-awig utawi atur-aturan, pinak cihna I raga subakti ring guru wisesa mangdane sinareng sami nemu karahajengan lan kerta raharja.
            Kaping pat, wantah ida sang maraga guru Swadyaya, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Wentene I raga sakadi mangkin wantah sangkanin Ida sane ngicen pangurip, patut pisan I raga satata eling mangubakti ring linggih ida, satata ngastiti nunasang mangda Ida satata ledang mapica karahayuan karahajengan jagate sami. I raga para sisia patut pisan satata eling ring linggih Ida, malarapan antuk teleb malajahang angga sane pinih utama tur sakala kaanggen cihna pangubakti ring linggih idane. Mapan teleb malajah punika sampun marupa swadarmaning pinaka sisia. Ring Arjuna Wiwaha wenten kabaos “Wyapi wyapaka sarining parama tatwa, durlaba kita” Ida Sang Hyang Widhi nyusup ring sarwa bawa, taler pinaka sarining tatwa utama. Ring sajeroning malajah nyujur kaweruhan taler kaanggen jalarang nyujur genah Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
            Inggih ida dane para sameton sinareng sami, mangkin patut pisan subakti ring guru, napi malih kawentenan I raga dados sisia patut pisan ngelarang pangubakti ring linggih sang maraga guru, nincapang pangweruhan sane utama, sakewanten risampune ngamolihang pangweruhan ring anggen kaweruhan punika nincapang kauripan mangda maguna ring padewekan tur para jana sinamian.
            Inggih, makadi asapunika kawentenan prasida antuk titiang ngaturang, dumogi atur titiang wenten pikenohipun, tur mawanti-wanti titiang nunas ngaturang geng rene sinampura ri pet wenten atur titiang tan manut ring arsa tan nginutin sesuduk bahasa punika wantah riantukan kanambetan titiang kalintang. Pinaka panguntat puputang titiang antuk parama santi.

“Om Santih, Santih, Santih, Om”

RUMUS IRISAN KERUCUT (parabola, elips, hiperbola)

IRISAN KERUCUT

  
A.PARABOLA
1)      Persamaan parabola

a.       Parabola dengan puncak O(0,0) dan sumbu simetri sejajar sumbu X
Persamaan                   : y2 = 4px

Puncak                        : O(0,0)

Fokus                          : F(p,0)

Direktriks (g)               : x = - p

Sumbu simetri             : y = 0


b.      Parabola dengan puncak O(0,0) dan sumbu simetri sejajar sumbu Y

Persamaan                   : x2 = 4py

Puncak                        : O(0,0)

Fokus                          : F(0,p)

Direktriks (g)               : y = - p

Sumbu simetri             : x = 0


c.       Parabola dengan puncak P(a,b) dan sumbu simetri sejajar sumbu X
Persamaan                   : ( y – b )2 = 4p(x – a )

Puncak                                    : P(a,b)

Fokus                          : F( a + p , b)

Direktriks (g)               : x = a – p

Sumbu simetri             : y = b
d.      Parabola dengan puncak P(a,b) dan sumbu simetri sejajar sumbu Y
Persamaan                   : ( x – a )2 = 4p( y – b )

Puncak                                    : P(a,b)

Fokus                          : F( a,b + p )

Direktriks (g)               : y = b – p

Sumbu simetri                         : x = a


B.  Hiperbola
            1) Persamaan hiperbola
                        a. Pusat O(0,0) Sumbu Utama Sejajar Sumbu X
        Persamaan hiperbola   merupakan persamaan hiperbola dengan :
1.      Pusat hiperbola O(0,0)
2.      Fokus hiperbola F1(c,0) dan F2(-c,0) dengan c2 = a2+b2
3.      Puncak hiperbola A1(a,0) dan A2(-a,0)
4.      Sumbu nyata : y = 0 , sumbu imajiner : x = 0
5.      Panjang sumbu nyata = 2a , panjang sumbu imajiner = 2b
6.      Persamaan asimtot y = ±


  b. Pusat O(0,0) Sumbu Utama Sejajar Sumbu Y
 Persamaan hiperbola  merupakan persamaan hiperbola dengan :
1.      Pusat hiperbola O(0,0)
2.      Fokus hiperbola F1(0,c) dan F2(0,-c) dengan c2 = a2 +b2
3.      Puncak hiperbola A1(0,a) dan A2(0,-a)
4.      Sumbu nyata : x = 0 , sumbu imajiner : y = 0
5.      Asimtot y = ±

 c. Pusat (p,q) Sumbu Utama Sejajar Sumbu X
     Persamaan hiperbola    merupakan persamaan hiperbola dengan:
1.      Pusat hiperbola di (p,q)
2.      Fokus (p + c , q) dan (p – c , q) dengan c2 = a2 + b2
3.      Puncak ( p + a ,q ) dan (p – a , q)
4.      Sumbu nyata : y = q , sumbu imajiner : x = p
5.      Asimtot y – q =


               d.Pusat (p,q) Sumbu Utama Sejajar Sumbu Y
      Persamaan hiperbola  merupakan persamaan hiperbola dengan :
1.      Pusat hiperbola di (p,q)
2.      Fokus (p , q +c) dan (p, q – c) dengan c2 = a2 + b2
3.      Puncak (p, q + a) dan (p, q – a)
4.      Sumbu nyata : x = p , sumbu imajiner : y = q
5.      Asimtot y – q = ±
C. ELIPS
1. Persamaan Elips
     a. Pusat O(0,0) dan Sumbu Mayor Sejajar Sumbu X
        Persamaan elips :  atau b2y² + a²y² = a²b²
        Pusat                  : O(0,0)
        Fokus                 : F1(c,0) dan F2(-c,0) dengan c2 = a2 – b2
        Puncak             : A1(a,0) , A2(-a,0) , B1(0,b) , B2(0,-b)
        Sumbu utama y = 0 dan sumbu sekawan x = 0
       Panjang sumbu mayor = 2a dan panjang sumbu minor = 2b

b. Pusat O(0,0) dan Sumbu Mayor Sejajar Sumbu Y
            Persamaan elips :  atau b²y² + a²x² = a²b²
            Pusat                  : O(0,0)
            Fokus                            : F1(0,c) dan F2(0,-c) dengan c² = a² - b²
            Puncak             : A1(0,a) , A2(0,-a) , B1(b,0) , B2(-b,0)
            Sumbu utama x = 0 dan sumbu sekawan y = 0
            Panjang sumbu mayor = 2a dan panjang sumbu minor = 2b

c. Pusat P(p,q) dan Sumbu Mayor Sejajar Sumbu X
                         Persamaan elips :
                        Pusat                     : P(p,q)
                        Fokus                    : F1(p + c , q ) dan F2(p – c ,q ) dengan c² = a² - b²
                        Puncak                  : A1(p + a , q) , A2(p – a , q ), B1(p , q +b ) , B2(p ,q – b)
                        Sumbu utama y = q dan sumbu sekawan x = p
                        Panjang sumbu mayor = 2a dan panjang sumbu minor = 2b

d.Pusat P(p,q) dan Sumbu Mayor Sejajar Sumbu Y
                       persamaan elips :
                        pusat                    : P(p,q)
                        fokus                   : F1(p, q + c) dan F2(p, q – c) dengan c² = a² - b²
                        puncak                : A1( p, q + a) , A2(p, q – a) , B1(p + b , q) , B2(p – b , q)
                        sumbu utama x = p dan sumbu sekawan y = q
                        panjang sumbu mayor = 2a dan panjang sumbu minor = 2b